KAIRO, SABTU - Mesir mengutuk keras serangan udara Israel yang menewaskan lebih dari 140 orang di Gaza, Sabtu (27/12), dan mengatakan pihaknya akan tetap berusaha agar diberlakukan kembali gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

Kantor Kepresiden Mesir dalam pernyataannya yang dikutip kantor berita Mena mengatakan Israel harus bertanggung jawab atas korban tewas dan cedera akibat serangan itu. "Mesir mengecam keras serangan militer Israel," tulis Mena.

"Mesir akan terus melakukan kontak-kontak untuk menciptakan iklim yang kondusif guna mengembalikan masa tenang dan mencapai rekonsiliasi antar faksi Palestina," katanya.

Mesir telah berusaha memperingatkan Israel atas konsekuensi serangan ke Gaza, dan telah mendesak kelompok-kelompok Palestina untuk memperbarui lagi gencatan senjata yang masa berlakunya telah berakhir pekan lalu setelah enam bulan diberlakukan.

Mesir menyerukan publik untuk memberi dukungan kepada kedua pihak ketika pada Kamis Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni berkunjung ke Kairo untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Hosni Mubarak.

Pernyataan kantor presiden Mesir itu mengatakan Mubarak telah memerintahkan agar pintu penyebarangan Rafah di perbatasan antara Mesir dan Gaza dibuka untuk para korban Palestina, dan fasilitas-fasilitas medis Mesir disediakan bagi melayani semua korban serangan udara Israel.

Diposting oleh anha's blog

0 komentar: